
Riwayat kristenisasi di Indonesia serentang dengan datangnya penjahat
kolonial, selama lebih dari tiga abad Indonesia dijajah oleh Spanyol,
Portugis, Belanda dan Inggris. Status sebagai negara berpenduduk Muslim
terbesar di dunia sekaligus memiliki kekayaan alam yang melimpah
menjadikan Indonesia menjadi ladang subur dan target penting bagi
misionaris dan kolonialis, ibaratnya Indonesia adalah bunga desa yang
banyak dipuja yang menjadi rebutan.
VOC atau perusahaan Belanda di Hindia Timur yang dibentuk pada
tahun1602 merupakan wakil imperialisme di Asia Tenggara. Latourette
dalam “A History of Cristianity” mengakui,” prinsip dan kaidah Kristen
dalam kebijakan-kebijakan imperialisme memerankan peranan yang sangat
banyak “. Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda menuturkan
bagaimana pada 1661 VOC melarang umat Islam untuk melaksanakan ibadah
Haji, kebijakan ini merupakan realisasi anjuran Bogart, seorang Katholik
ekstrim di parlemen Belanda. Bogart menilai para haji sangat berbahaya
secara politis, karena itu melarang perjalanan ibadah haji jauh lebih
baik ketimbang menembak mati para haji itu.
Dalam menjalankan misi kristenisasi, VOC meniru cara-cara yang
dilakukan Spanyol dan Portugis yaitu cara memaksa, penjajah Belanda
memaksa rakyat pribumi untuk menerima ajaran Kristen, sebaliknya jika
ada belanda yang masuk Islam maka akan dihentikan segala
pembelanjaannya dan orang itu akan ditangkap dan dikeluarkan dari
wilayahnya. Perlindungan kaum imperialis kepada misionaris memiliki
posisi penting dimasyarakat,Ketika Indonesia merdeka, orang orang
Kristen menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dan
memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik.
Perubahan dalam mukadimah UUD 45 dari ”Ketuhanan yang Maha Esa dengan
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan
yang Maha Esa”, merupakan contoh kuatnya pengaruh Kristen di
Indonesia,. Selanjutnya setiap rancangan undang-undang atau peraturan
pemerintah yang dianggap menguntungkan kaum Muslimin selalu ditolak
keras oleh kalangan Kristen, misal dalam rencana undang undang peradilan
agama1989. Sebaliknya, yang dianggap dapat menjauhkan kaum Muslimin
dari ajaran Islam selalu didukung penuh, seperti dalam perdebatan RUU
perkawinan 1973. Juga berbagai konflik sejak dulu sampai sekarang yang
melibatkan pemeluk Islam dan Kristen di Kalimantan , NTT, Poso, Maluku,
Irian, Ambon, sebenarnya adalah buah dari aktivitas Kristenisasi yang
tak kunjung padam dan dipadamkan. Lebih lagi ketika mereka mencanangkan
untuk menguasai Indonesia menjadi Negara Kristen sebagai batas target
tahun2020 dijadikan sebagai tahun tuaian(panenan) untuk menjadikan
Indonesia menjadi 50% orang Kristen dan 50% orang Islam maka mereka
mengupayakan pulau Kalimantan menjadi Island Christ (pulau Kristus),
Manokrawi menjadi kota Injil, Papua atau Irian menjadi tanah Yesus.
Bahkan dalam Jubelium memperingati 150 tahun Berdirinya HKBP pada hari
Minggu tanggal 4 Desember 2011 di gelora senayan, yang juga di hadiri
oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Ephorius(pemimpin) HKBP meminta
untuk menjadikan Tapanuli utara sebagai propinsi tersendiri yang akan
dipimpin oleh orang suku batak yang Kristen.
Amanat Agung yang mereka jalankan
Dasar mereka menjalankan misi ini adalah didasari karena perintah
agama sebagai mana termaktub dalam surat Matius pasal 28 ayat 19-20 :
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dengan nama Bapak, anak dan Roh kudus. Dan ajarlah mereka
melakukan sesuatuyang telah kuperintahkan kepadamu,.”
Ayat ini dikenal sebagai “AMANAT AGUNG” (
The Great Commandment)
sebagai perintah yang sangat kuat, walaupun sebenarnya menurut pakar
kristologi dari golongan mereka menyatakan ini adalah ayat palsu yang
ditambahkan sebagai upaya melegitimasi apa yang mereka lakukan.
Karena itu mereka sangat ngotot menjalankan misi ini, tak
mengherankan juga seluruh komponen dikerahkan merumuskan berbagai
strategi cara untuk serta merta mengkristenkan dunia ini.
Seribu jalan kristenisasi Menuju Negara Kristen Republik Indonesia
Banyak jalan yang ditempuh misionaris guna dapat memuluskan target
besar mereka untuk dapat menjadikan Indonesia ini Negara Kristen seperti
yang diungkap Media Dakwah (edisi Juni 1990 ) yang memuat bocoran
keputusan dewan gereja Indonesia di Jakarta Tanggal 31 September 1979
perihal program jangka panjang kristenisasi 50 tahun di Indonesia yang
jatuh pada tahun 2020 nanti dan juga program kristenisasi di Indonesia
yang disadur majalah
Cresent terbitan Kanada yang intinya
bertujuan untuk meningkatkan populasi umat Kristen agar sama dengan umat
Islam di Indonesia. Ini dilakukan dengan mempropagandakan program
keluarga berencana kepada kaum Muslimin dengan membatasi jumlah
kelahiran dengan slogan “dua anak cukup”, “perempuan laki sama saja” dan
mengharamkanya bagi kalangan Kristen, bahkan mereka dianjurkan untuk
memperbanyak jumlah anak bahkan doktrin yang banyak tersebar dikalangan
Kristen sendiri adalah barang siapa yang mempraktekkan KB akan
menanggung dosa dan melawan doktrin gereja dan barang siapa yang
melakukan pembatasan kelahiran dianggap sebagai pembunuh orang Kristen
dan telah hilang kemuliaan ini sesuai dengan perintah bible kitab
kejadian pasal 1 ayat 27 – 28. Sejalan dengan perkembangan waktu dan
cara ini kemudian dirubah dengan cara halus dengan program “cesarisasi”
bagi ibu-ibu muslim yang akan melahirkan dengan mengupayakan
memperbanyak dokter- dokter sepesialis kebidanan dan kandungan dari
golongan mereka,membangun klinik dan rumah sakit bersalin, bekerja sama
dengan bidan-bidan untuk merujuk ke rumah bersalin dan klinik mereka
dengan imbalan yang menggiurkan.
Sejalan dengan itu pula dibidang pemerintahan jabatan jabatan
strategis harus dipegang oleh orang Kristen baik ditingkat Eksekutif
ataupun Yudikatif, Gubernur, Bupati, Walikota ataupun jabatan-jabatan
strategis lainnya sehingga mereka dengan mudah mengontrol seluruh
jalanya pemerintahan, karena itu peran partai Kristen sangat diperlukan
untuk usaha tersebut. Mereka mendirikan Partai Damai Sejaterah (PDS)
yang sampai hari ini gagal mengikuti pemilu 2014 karena tdk masuk dalam
klarifikasi partai peserta pemilu. Partai ini diketuai oleh seorang
pendeta yaitu DR.Ruyandi Hutasoit yang pada tahun 2005 di Surabaya
pernah mengatakan
, “sudah saatnya umat Kristen harus menguasai
struktur dan sistem walaupun kita tidak menguasai massa, tetapi kalau
kita kuasai sistem itu, disini kita punya tantangan yang besar dan salah
satu yang harus kita garap kuat adalah KPK(komisi Pemberantasan
Korupsi) itu sudah jelas banyak orang yang beragama Kristen disitu dan
kita punya target juga kita akan bongkar semua, khususnya para
tokoh-tokoh pejabat Muslim ini, untuk bisa dibongkar semua kasus
korupsinya hingga bisa rusak citra mereka dimata umum, jadi ini
sekenario besar dan terselubung yang ….apa namanya harus dirancang
secara sistematik ke depan buat kita, terus menyiapkan kader-kader PDS
ke semua jajaran terutama di yudikatif itu adalah lembaga yang sangat
pontensial dimana banyak SDM Kristen yang punya kekuatan punya kemampuan
untuk didalam ini, sudah punya kekuatan yuridis juga melakukan
judifikasi terhadap pejabat-pejabat yang sudah keluar dari jalur moral,
etika ataupun sistem yang ada. Nah kita budayakan dan manfaatkan link
kita di KPK supaya itu harus terus berlanjut semakin lama semakin hari
juga akan menegakan eksistensi orang orang Kristen yang ada
dipemerintahan, dengan memberikan negative tinking kepada
pejabat-pejabat Muslim.” Dan lebih lanjut lagi DR Ruyandi Hutasoit mengemukakan :
“Sudah
saatnya istana Negara, terpampang lukisan Tuhan Yesus, atau lukisan
perjamuan kudus, sudah saatnya di istana berkumandang lagu pujian dan
penyembahan bagi sang raja disurga, sudah saatnya dari istana Negara
dinaikan doa doa syukur ! sudah saatnya di istana merdeka diadakan
kebaktian, ibadah, persekutuan doa dari orang-orang Kristen! Ingat !
kita adalah pemenang mari kita bersatu dan mari kita bergandeng
tangan!.”
Dengan ambisi yang begitu besar ini, mereka ingin menguasai beberapa
pulau seperti Kalimantan, Papua, dan juga Jawa. Mereka berusaha untuk
memenangkan pilkada atau pilgub ditempat masing-masing dan ini terlihat
banyak kekalahan mayoritas Islam disetiap pemilihan kepala daerah
seperti di Kalimantan barat dan tengah yang mayoritas muslim, dapat
dikalahkan oleh minoritas kristen karena memang Kalimantan adalah target
untuk dikuasai dengan menjadikan sebagai pulau Kristus. Tak menutup
kemungkinan pulau pulau lainnya seperti Jawa, Sumatra menjadi sasaran
untuk mereka kuasai.
Rencana dan setrategi baru
Pada tahun 2005 kaum Kristen telah merencanakan manuver baru dalam
merealisasikan rencana tuaian 2020 dengan mempergunakan strategi Matius
10 ayat 16 “licik seperti ular santun bagai merpati” dengan menamakan
gerakan penuaian jiwa dan transformasi sebagai
proyek kristenisasi terbesar dengan melibatkan semua element baik
Kristen protestan ataupun Kristen Khatolik dan di tahun 2020 ditargetkan
sebagai tahun keberhasilan sebagaimana disampaikan oleh pendeta DR Jeff
Hammond dalam bukunya “Transformasi Indonesa”. Sejak peristiwa G30S
PKI, terjadi masa Koiros (tuaian/panen) di Indonesia sehingga dalam enam
tahun ada lebih dari 7 juta orang di pulau Jawa yang menerima Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dan fokus tahun 2005 sebagai awal
tahun tuaian atau masa panen dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan
amanat agung.
Masa tuaian (panen)
Masa inilah yang dinantikan oleh umat Kristiani yang selalu
memanfaatkan keadaan lemah dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara
dimanapun mereka berada. Ketika di Rusia komunis dalam keadaan goyah
dan hampir runtuh, begitu pula yang terjadi di Berlin, Jerman, dengan
jebolnya tembok Berlin serta juga peperangan yang terus-menerus di
Afghanistan, Pakistan, Irak, Iran dan negara -negara Timur Tengah juga
Afrika, maka daerah-daerah tersebut menjadi terbuka untuk Injil dan
orang orang Kristen dari barat, mereka datang berduyun-duyun ke wilayah
tersebut, tak terkecuali mereka datang ke Indonesia disaat bangsa ini
dilanda keputusasaan ,penderitaan, krisis kepercayaan kepemimpinan, dan
juga berbagai kondisi buruk lainnya. Mmembuat para misionaris percaya
diri bahwa Indonesia menjadi lahan subur untuk siap tuai panenan, hal
ini disampaikan oleh pendeta Gembala sidang (GBKP). Ia mengatakan :
“Indonesia adalah ladang yang sedang menguning yang sangat besar
tuaiannya dan Indonesia siap mengalami tansformasi yang besar hal ini
bukan suatu kerinduaan yang hampa, namun suatu peryataan iman terhadap
janji firman Tuhan dan Indonesia cocok bagi tuaian besar yang Tuhan
rencanakan.”
Konsilidasi kaum Kristiani
Di berbagai belahan dunia kaum Nasrani melakukan berbagai konsolidasi
do’a bersama dan puasa nasional dengan mendatangkan para tokoh-tokoh
Kristen baik itu pendeta, misionaris, penginjil, zending ataupun
sebangsanya dengan tujuan untuk menguatkan iman Kristen. Konsolidasi
ini telah dilakukan pada tanggal 12 sampai 16 Mei tahun 2003 bertempat
di gelora Bung Karno Senayan dengan tajuk pemulihan bangsa dengan
mendatangkan para pendeta, evengelis dan juga tokoh-tokoh Kristen dunia
dan dihadiri tidak kurang dari 80.000 orang Kristen dan 10.000 pemimpin
Kristen dari berbagai Negara. Dan acara ini sempat menghebohkan umat
Islam Indonesia dengan pemberkatan (pembaptisan) yang dilakukan kepada
Gus Dur yang saat itu menjabat Presiden RI di mana dia juga memberikan
sambutan, serta menyambut baik gerakan transformasi ini, dan pada tahun
2005 dicanangkan sebagai genderang awal gerakan transformasi dimulai.
Kegiatan ini terus dilakukan setiap tahunnya dan pada tanggal 25 -28
Oktober 2011 yang lalu bertempat di JHCC Sentul Bogor, diadakan acara
serupa dengan menghadirkan 4000 para misionaris dan juga pendeta se-Asia
yang juga dihadiri dihari terakhir acara 10.000 orang Kristiani untuk
diberkati. Acara ini bertajuk sama dengan acara-acara sebelumnya yaitu
konsolidasi dan pemberkatan keselamatan untuk bangsa- bangsa di dunia
ini khususnya Indonesia yang menjadi lahan subur garapan mereka. Kerap
kali mereka juga mengadakan pertemuan dan diskusi-diskusi tentang
keagamaan dan juga lintas agama sebagai upaya untuk melihat sejauh mana
kesiapan mereka dan juga tantangan dari umat lainya terhadap program
yang mereka lakukan.
Persiapan SDM dan Infrastruktur
Untuk merealisasikan tahun tuaian dan NKRI( Negara Kristen Republik
Indonesia) ini mereka melakukan berbagai persiapan-persiapan yang sangat
matang ,terencana dan sistematis,termasuk persiapan SDM dan juga
infrastruktur seperti Gereja, sekolah tinggi teologi dan lain
sebagainya. Sebagaimana yang dikatakan oleh pendeta Bambang Wijaya
dalam bukuya “Transformasi Indonesia,” petani yang bijaksana saat
melihat tuaian sudah diambang pintu, ia akan segera mempersiapkan tenaga
penuai sebanyak-banyaknya, karena itu ia tidak akan menyia-nyiakan
ladangnya, itulah sebabnya tidak mengherankan apaabila Tuhan Yesus
Kristus bekata : ”Tuaian memang banyak tapi pekerja sedikit, maka
mintalah tuaian pada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Jika selama ini yang kita dengar hanya pendeta, misionaris, atau
orang tertentu saja yang menjalankan misi pengkristenan maka dengan
lahirnya gerakan transformasi banyak gereja harus secara aktif
menjadikan semua jemaatnya menjadi tenaga penuai atau pengkabar baik.
Termasuk salah satu persiapan sumber daya manusia adalah dengan
membangun dan mengaktifkan serta merekrut kembali para laskar-laskar
Kristus yang selama ini berperan dalam menjaga dan mengamankankan
aset-aset yang dimiliki oleh Kristen dan juga mereka selalu terjun
didaerah- daerah konflik seperti, Poso, Ambon juga didaerah- daerah
perseteruan gereja, seperti di Ciketing Bekasi dan gereja Yasmin di
Bogor, Tanggerang Lippo bahkan mereka juga punya andil dalam menurunkan
Suharto sebagai presiden RI waktu tahun1998.
Mereka juga mempersiapkan kader-kader gereja yang dipersiapkan dengan
matang, handal dan bermental baja yang bisa masuk kemana saja baik di
jajaran birokrasi, yudikatif atau pun eksekutif dan disemua lini karena
mereka adalah sel tuaian besar abad 21.
Mendirikan Sekolah Tinggi International Harvest (HITS) yang bekerja
sama dengan 2000 gereja se Indonesia guna untuk mendirikan sekolah Al-
kitab di dalam gereja, dalam brosur yang disebarkan itu ada paket gratis
dengan jaminan 2000 gereja lokal untuk mempersiapkan 200.000 pemimpin
perintis gereja yang akan diterjukan kepada umat dalam menyambut tahun
tuaian 2020 nanti.
Memperbanyak jumlah gereja sebagai sarana untuk menampung hasil
tuaian, dan mereka menyadari bahwa transformasi tidak akan berjalan
tanpa mengikuti
master plant yang telah direncanakan maka
pendirian gereja harus diperbanyak walaupun hanya satu orang yang
mengisinya sebagaimana yang diungkapkan oleh pendeta DR Eddy Leo.Mth.
Maka salah satu yang harus juga diperhatikan adalah gereja karena gereja
adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari tubuh
Kristus. Dan kita melihat sekarang ini tingkat pertumbuhan yang sangat
tajam dari jumlah gereja diberbagai tempat yang meningkat hingga 300%
dibanding dengan pertumbuhan masjid yang hanya 60% setiap tahunya
menurut data Kementrian Agama, walaupun didalam pembangunan gereja yang
mereka dirikan banyak timbul masalah dan tidak sesuai dengan aturan
hingga pada akhirnya banyak timbul gesekan dimana gereja itu dibangun,
seperti pemalsuan KTP, tidak ada IMB, menipu dan membohongi masyarakat
dan lain sebagainya.
Mereka juga telah mempersiapkan buku panduan dan aturan dalam
melaksanakan tuaian atau pengkristenan yang sudah di terjemahkan kedalam
20 bahasa berjudul ”The Final Sing” yang dikarang oleh pendeta DR.
Peter Youngren asal Kanada yang berisi pelajaran mengenai tuaian akhir
zaman dibagikan secara gratis yang pembagianya dalam pengawasan salah
satu organisasi Kristen “World Impact Ministries and The Global Harvest
Force” dibagikan kepada sekitar 10.000.000 pekerja tuaian dari berbagai
Negara yang khusus untuk pelayanan akhir zaman.
Membentuk lembaga atau organisasi-organisasi, kepemudaan, sosial,
bantuan-bantuan kemanusiaan, pendanaan, persekutuan gereja, pendidikan
dan lain sebagainya diantaranya adalah:
1. BAMAG (badan musyawarah antar agama).
Suatu lembaga yang didirikan untuk
memperluas jangkauan misi antar gereja sehingga di setiap gereja di kota
dan wilayah melebur dengan lembaga yang sama, ini adalah elemen
kekuatan gabungan Kristen yang mewadahi gereja-gereja di Indonesia.
2. FGBMFI (Full Gospel Business Men’s Fellowship International)
Gabungan dari pengusaha–pengusaha Kristen
yang banyak membantu pendanaan untuk misi kristenisasi di Indonesia
termasuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Lippo Group,
Ciputra, Intiland, Sumarecon, Sedayu Group dan dipimpim oleh James
Riyadi (group Lippo).
3. NCFI (Nation Care For Indonesia)
Badan atau lembaga Kristen yang menaungi
advokasi bantuan hukum dan investigasi bagi mereka yang tersandung
masalah hukum yang berkait perseteruan dengan umat lainya.
4. YMCA ( Young Men’s Christian Asociation)
Gabungan para pemuda-pemudi Kristen dari
semua elemen pemuda Kristen yang bergerak menangani dan mengurusi setiap
kegiatan pemuda Kristen.
5. Yayasan Gideon Internasional
Lembaga yang dibentuk dari kalangan
professional yang memfokuskan diri pada bidang percetakan dan
penerbitanIinjil untuk dibagikan sebagai amunisi secara gratis ke
sekolah, hotel, rumah sakit dan lain sebagainya.
Melihat kondisi ini apakah impian mereka untuk menjadikan tahun 2020
sebagai tahun tuaian bisa tercapai atau pada akhirnya Negara Kristen
Indonesia terwujud? Maka umat Islam harus waspada dan bersatu
mempersiapkan diri dan jangan terkecoh dengan apa yang mereka lakukan di
negri ini. Ummat Islam harus selalu memahami agamanya dengan benar
agar tidak terjebak masuk pada perangkap mereka dan selalu waspada untuk
menghadang apa yang mereka rencanakan.
wallahua’lam bishawab.
Allah berfirman “
Janganlah kalian terperdaya dengan gerak-gerik mereka (orang-orang kafir) di negeri kamu.”
arrahmah.com
Sebarkan!